6 Maret 2020

CONTOH Proposal Proyek BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

Proposal Proyek
(Pembuatan Mikroorganisme Lokal, Poc dan Bokasi)

 




DISUSUN OLEH:
NAMA: RESMIDA BUTARBUTAR
KELAS: XII MIA 5
MAPEL: BIOLOGI

SMAN 1 SIANTAR NARUMONDA
2020


27 Januari 2020

Fase-Fase Bulan

Fase-Fase Bulan


Revolusi Bulan
Angka Kunci : Periode Siderik bulan memerlukan waktu 27 hari 7 jam 43,2 menit;  Waktu periode Sinodis ditempuh 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 dibulatkan menjadi 29,531 hari. Revolusi mengelilingi matahari satu tahun dari arah barat ke timur dengan periode 365 hari 6 jam 9 menit 10,02 detik (365,256366 hari atau 365¼).

Sumber : http://astronomitangerang.blogspot.com/

Bulan mengalami rotasi dan revolusi. Waktu rotasi bulan sama dengan revolusinya. Dalam satu kali berotasi bulan memerlukan waktu sama dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi. Artinya, dalam satu kali putar mengelilingi bumi bulan hanya melakukan satu kali rotasi, ini yang menyebabkan permukaan bulan yang dilihat di bumi hanya satu permukaan itu saja. 

. Rotasi Bulan
Rotasi adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Pergerakan bulan dari barat ke timur dapat kita lihat pada kedudukan bulan pada saat matahari terbenam pada suatu hari dan dibandingkan dengan hari berikutnya maka kedudukan bulan akan semakin tinggi, artinya bulan itu bergerak ke arah timur.

. Revolusi Bulan
Revolusi adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur, satu kali putaran penuh revolusi bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43,2 menit, periode waktu ini disebut waktu bulan Sideris (sideris month). 
Jika dilihat dari bumi, dalam satu kali revolusi bulan, tidak benar-benar kembali pada posisi semula. Jadi periode sideris tidak menggambarkan revolusi bulan dilihat dari bumi akan tetapi waktu yang digunakan bukan waktu Sideris, melainkan waktu bulan Sinodis, (Synodik Month).
waktu bulan Sinodis, (Synodik Month)  yang ditempuh bulan dari posisi sejajar antara matahari, bulan dan bumi keposisi sejajar berikutnya.  Waktu periode Sinodis ditempuh rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik sama dengan 29, 53058796 hari atau dibulatkan menjadi 29,531 hari.

Selain berrevolusi mengelilingi bumi, bulan bersama bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun dari arah barat ke timur dengan periode 365 hari 6 jam 9 menit 10,02 detik (365,256366 hari). waktu yang dibutuhkan oleh bumi mengelilingi matahari adalah 365¼ hari pada orbitnya dalam sekali. Dari waktu 365¼ tersebut atau 1 tahun surya, terdapat 12 kali Periode Sinodik (354 hari) akan tetapi masih tersisa
10,88931 hari (dibulatkan 11 hari).

Bidang yang dipakai bulan dalam mengelilingi bumi memotong bidang ekliptika sebesar 05˚08′52′′. Dengan demikian, bidang edar bulan tidak berimpit dengan bidang edar bumi. Jika kedua bidang itu berhimpit maka sksn terjadi gerhana, yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan.Gerhana terjadi 3 atau 4 kali setahun. Terjadinya gerhana tersebut tidak dapat dilihat dari semua tempat di belahan bumi. Hal ini disebabkan kecilnya sudut potong antara dua bidang edar tersebut. 

- Bentuk bulan
Akibat gerakan Rotasi dan Revolusi bulan, bulan kadang-kadang nampak dan kadang-kadang tidak nampak dan bentuk semu bulan tampak berubah-ubah. Perubahan bentuk bulan itu adalah sebagai berikut:
Bulan mati (Hurung/Ringkar) → bulan Baru(Bulan Marajar)→ Kwartir I (Bulan Poltak) → bulan purnama(Tula)→ Kwartir II (Bulan Maraturun)→bulan mati (Bulan Mate) lagi. Bentuk-bentuk ini disebut juga fase-fase bulan, untuk fase-fase bulan ini yang dijelaskan selanjutnya lebih dalam lagi.

 Fase-Fase Bulan
 
Fase-Fase Bulan

Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari bumi. Fase bulan itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Fase bulan disebut juga aspek bulan. Setiap tahun Bulan bersama bumi mengelilingi matahari 

Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing fase Bulan :


Fase 1 – New Moon (Bulan baru; Bulan Napoltak): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.

Fase 2 – Waxing Crescent (Bulan Sabit; Bulan Sasabi) : Selama fase ini, kurang dari setengah bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan lebih besar.

Fase 3 – Third Quarter (Kuartal III; Bulan Marajar): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari bulan itu terlihat.

Fase 4 – Waxing Gibbous: (Bulan Mangadop) Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran. Sebagai fase berlangsung, bagian yang terlihat akan semakin membesar.

Fase 5 – Full Moon (Bulam purnama, Tula): Sisi bulan yang menghadap bumi benar-benar  penuh memantulkan cahaya dari matahari, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi.

Fase 6 – Waning Gibbous (Bulan Maraturun): Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.

Fase 7 – First Quarter (Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.

Fase 8 – Waning Crescent (Sabit tua; Bulan Mate): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil.



. Fase bulan dan evolusi Bulan mengelilingi matahari digunakan dalam penentuan waktu Kalnder Tradisional, seperti Kalende Saka dan Kalender Batak.

Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.

Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi Bumi. 
Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik).



Diedit dari : http://astronomitangerang.blogspot.com/

21 Januari 2020

PANDUAN TUGAS PROYEK : PENERAPAN BIOTEKNOLOGI SEDERHANA (Biologi SMA N 1 Sinar Toba Kelas 12)


HANDOUT BIOTEKNOLOGI

PANDUAN PROYEK SISWA






Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, bioteknologi juga mengalami perkembangan semakin pesat dan prosesnya semakin canggih, misalnya  dalam bidang pertanian sudah dapat digunakan mikroorganisme dalam fiksasi nitrogen untuk pupuk tanaman itu sendiri, terciptanya tumbuhan yang tahan terhadap kekeringan sehingga sangat menguntungkan bagi  petani. Apa sebenarnya arti bioteknologi itu? Mari kita pelajari bersama!

Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi berasal dari bahasa latin,  yaitu  bio  (hidup),  tehnos  (teknologi=penerapan)  dan  logos  (ilmu)  yang berarti   ilmu   yang   menerapkan  prinsipprinsip   biologi.   Jadi,   sebenarnya bioteknologi bukan suatu disiplin ilmu, melainkan suatu ilmu terapan. Menurut Sardjoko (1991), bioteknologi adalah proses-proses biologi oleh mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Bioteknologi bisa diartikan suatu pemanfaatan makhluk hidup atau rekayasa organisme sistem atau proses biologis untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia yang menghasilkan suatu barang, atau dapat dikatakan pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk bagi kepentingan manusia. Agar lebih jelas perhatikan skema berikut
Secara ringkas, Dari  skema  tersebut  dapat  diketahui  terdapat  komponen-komponen,  yaitu adanya bahan yang akan diproses (contoh kedelai), organisme yang melakukan proses (contohnya ragi Rhizopus oryzae), prinsip-prinsip ilmiah dalam proses (cara kerja organisme), dan hasilnya berupa produk (contohnya tempe).

Alur Bioteknologi Sederhana
Bahan   baku à      Agen Mikroba à BioProses mikroba   Ã    Jasa/Produk Bioteknologi


Pelaksanaan bioteknologi secara modern biasanya lebih rumit. Perkembangan bioteknologi modern ini tidak bisa lepas terhadap ilmu yang lain misalnya  ilmu  biokimia,  genetika,  biologi  molekuler,  fisika,  mikrobiologi,  dan biologi sel. Misalnya, penemuan bayi tabung yang saat ini sudah berkembang dan berhasil dengan baik. Proses dalam pembentukan bayi tabung ini memerlukan alat yang canggih dan sulit untuk dilakukan.

Bioteknologi Konvensional


Apabila kita kaji bersama, sebenarnya bioteknologi sudah diterapkan sejak dahulu, misalnya adanya minuman sejenis bir dan anggur. Minuman ini merupakan minuman yang berasal dari proses fermentasi (peragian) dari penggunaan jasad hidup seperti bakteri dan jamur. Penggunaan bakteri dan jamur ini dimanfaatkan dengan kemampuan metabolismenya untuk  mensintesis suatu produk tertentu yang bermanfaat bagi manusia. Aplikasi bioteknologi tradisional mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu aspek pangan, peternakan, pertanian, dan kesehatan.

1.  Pangan
Berikut ini contoh dari bioteknologi tradisional di bidang pangan, antara lain sebagai berikut.
a.  Tempe, bahan dasar dari kedelai, merupakan hasil fermentasi dari jamur Rhizopus.
b.  Tape, bahan dasarnya singkong atau beras ketan, merupakan hasil fermentasi dari Saccharomyces cereviceae.
c.  Kecap, bahan dasarnya kacang kedelai hasil, fermentasi dari jamur
Aspergillus.

2.  Kesehatan
Di bidang kesehatan ingatlah kembali pelajaran kelas X, misalnya:
a.  Vaksin  merupakan  mikroorganisme  yang  toksinnya  dimatikan  dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas.
b.  Antibiotik,  merupakan  hasil  isolasi  dari  bakteri  dan  jamur  yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan.
3. Peternakan
Pada bidang peternakan misalnya:
a.  Hasil mutasi alam yang menghasilkan domba ankon, yaitu domba yang berkaki pendek dan bengkok;
b.  Sapi Jersey yang dapat menghasilkan susu dan kandungan krim yang lebih bagus.

4.  Pertanian
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pertanian adalah:
a.  Hidroponik,  tentu  Anda  sudah  mengetahui  hidroponik  merupakan cara  bercocok  tanam  tanpa  menggunakan  tanah,  tetapi  dengan media air sebagai pengganti tanah untuk pertumbuhan tanaman,
b.  Tanaman jenis mustard alami yang diteliti yang dapat menghasilkan tanaman, kubis, kembang kol, dan lain sebagainya.
c.  Pertanian organic memamfaatkan bakteri, jamur dan bahan organiksebagai penyubur, dengan Teknik fermentasi dan decomposer seperti MOL, POC, Bokasi.
Penggunaan mikroorganisme dilakukan secara langsung dan sederhana. Dengan cara tersebut kemungkinan akan dihasilkan zat-zat atau senyawa penting bagi manusia


TAUTAN Unduhan Simulasi UNBK

SIMULASI APLIKASI UNBK

Link Download Simulasi / latihan UNBK SMA offline di komputer anda sendiri: 

Pilih Link berikut
SMA IPA :      Biologi         Kimia        Fisika             Matematika  

SMA IPS :        GEOGRAFI   SOSIOLOGI   EKONOMI                      Download Semua filenya

Bagi teman guru, tips agar kita bisa motivasi siswa belajar dengan gadget nya. Copy Link Berikut

Quiziz : https://quizizz.com/admin/quiz/5ddb6e84505270001d640153
dan cotohnya :https://quizizz.com/quiz/5ddb6e84505270001d640153/edit?source=admin&fbclid=IwAR1_sVZFKlRlcE_ZYhheW-G8QXNSaXiyeWX5e3ft1CyxCOHu1K9-fycfSUo





Berikut ini disajikan contoh pemamfaatan mikroba dan bioteknologi sederhana di bidang pertanian,


Mikroba baik Penyubur Tanah (Biofertilizer)


1.                   Mikroba sebagai fertilizer Organik (Penyubur)

Petani pertanian organik berupaya menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan hara kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih 1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya, untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha, dan 37.5 kg KCl/ha, membutuhkan sebanyak 22 ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.

Mengatasi Pemenuhan Unsur Hara N P K dengan bantuan Mikroba
Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba.

·                     Nitrogen
Siklus nitogen di Udara (N2) dan Tanah (NH3 dn NO3-)


(Gbr. Azotobacter sp.)
Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N simbiotik antara lain Rhizobium yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (leguminose). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya Azospirillum dan Azotobacter. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Pada mikroba fiksasi nitrogen merupakan bakteri yang hidup pada bintil-bintil akar tanaman kacang-kacangan ini hidup bersimbiosis, dan bintil akar tumbuh karena rangsangan dari zat tumbuh yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dan juga dapat menyuburkan tanah. Selain itu ada pula beberapa jenis bakteri yang mampu memfiksasi N2 (nitrogen bebas dari udara) di atmosfer ke dalam tanah, yang kemudian N2 ini akan dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam pembentukan protein. Bakteri tersebut antara lain, Azotobacter vinelandiiClostridium pasteurianum dan Rhodospirillum rubrum. Mikroba bakteri fiksasi nitrogen non simbiotik diperkirakan dapat mengikat  5 – 20 gram nitrogen dari 1.000 gram bahan organik yang dirombak.

·                     Phosfor
Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain Aspergillus, Penicillium, Pseudomonas, dan Bacillus Megatherium. Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam penyerapan unsur P adalah Mikoriza yang bersimbiosis pada akar tanaman. Setidaknya ada dua jenis mikoriza yang sering dipakai untuk biofertilizer, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu, tanaman yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus dan Gigaspora.
·                     Kalium
Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah pelarut kalium (K). Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
·                     Hormon Pertumbuhan (ZPT)
Beberapa mikroba tanah mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Kelompok mikroba yang mampu menghasilkan hormon tanaman antara lain bakteri Pseudomonas dan Azotobacter; dan dilaporkan juga fungi Trichoderma.
Mikroba-mikroba bermanfaat tersebut diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, biofertilizer setidaknya dapat menyuplai lebih dari setengah kebutuhan hara tanaman.

2. Mikroba Pengompos Limbah Organik

Teknik pengomposan merupakan salah satu cara pengolahan limbah yang memanfaatkan proses biokonversi atau transformasi mikrobial. Proses biokonversi limbah dengan cara pengomposan menghasilkan pupuk organik yang merupakan hasil degradasi bahan organik. Perubahan biologis itu sendiri adalah proses-proses yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk merubah suatu senyawa atau bahan menjadi produk yang mempunyai struktur kimiawi yang sederhana. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah bahan organik limbah sudah terdegradasi dengan baik adalah perubahan bahan organik limbah menjadi unsur hara, terutama unsur hara makro, seperti N total, P2O5 dan K2O.
Hampir semua limbah organik dapat dijadikan kompos, mulai dari sampah dapur, sampah pekarangan, sisa pertanian/kebun, rumput atau semak di ladang, kulit buah berbagai jenis tanaman dan limbah pasar organik, serta terutama kotoran hewan ternak seperti kerbau.
Kotoran ini dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang baik untuk tanaman. Pembuatan pupuk organik tidak terlepas dari proses pengomposan yang diakibatkan oleh mikroba yang berperan sebagai pengurai atau dekomposer berbagai limbah organik yang dijadikan bahan pembuat kompos. Penggunaan mikroba sebagai aktiVator untuk memperoleh kompos dengan kualitas yang baik tergantung kepada bahan bahan yang digunakan, cara pembuatannya, tempat pembuatannya serta lama pengomposan.
Salah satu aktivator atau dekomposer yang sering digunakan adalah EM4. Aktivator EM4  berisi beberapa mikroba yang berperan dalam penguraian atau dekomposisi limbah organik hingga dapat menjadi kompos. Mikroba tersebut lignolitik, selulolitik, proteolitik, lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiotik.
Mikroba – mikroba tersebut mempunyai peran – peran tersendiri hingga mampu memperbaiki dan mempercepat proses pengomposan yang kita lakukan. Mikroba tersebut adalah sebagai berikut:
Mikroba lignolitik berperan dalam menguraikan ikatan lignoselulose menjadi selulose dan lignin. Lignin ini kemudian diuraikan lagi oleh enzim lignase menjadi  derivate  lignin yang lebih sederhana sehingga mampu mengikat NH4 membentuk agregat.
Mikroba selulotik akan mengeluarkan enzim selulose yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi hemi-selulosa lalu dihidrolisis lagi menjadi D-glukosa dan akhirnya  difermentasikan sehingga menghasilkan asam laktat, etanol, CO2 dan ammonia.
Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler.
Bakteri proteolitik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok:
1.        Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, tidak membentuk spora, misalnya Pseudomonasdan proteus.
2.       Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, ber-spora, misalnya Bacillus.
3.       Bakteri anaerobik pembentuk spora, misalnya sebagian spesies Clostridium.

(Gbr. Pseudomonas sp)

Pseudomonas sp.




Mikroba proteolitik akan mengeluarkan enzim protease yang dapat merombak protein
menjadi polipeptida, lalu menjadi peptida sederhana dan akhirnya menjadi asam amino bebas, CO2 dan air.
Mikroba lipolitik akan menghasilkan enzim lipase yang berperan dalam perombakan lemak.
Mikroba selulolitik menghasilkan sellulase mengurai selllulosa pada dinding sel tumbuhan
Mikroba amilolitik akan menghasilkan enzim amilase yang berperan dalam mengubah karbohidrat menjadi volatile fatty acids dan keto acids yang kemudian akan mudah diubah menjadi asam amino.

·                     CARA PERBANYAKAN  Bakteri dan Mikroba 
Penting mengetahui sifatnya apakah bisa tumbuh dalam kondisi aerob atau anaerob atau bahkan dalam kedua-duanya. Jika bakteri/mikroba bisa aerob dan anaerob maka jenis ini mudah dibiakkan.
Media yang biasa lazim digunakan untuk pembiakan mikroba adalah EKG (Ekstrak Kentang Gula),Ekstrak Kedelai,atau ekstrak keong mas. Cara pembuatan media dikupas pada tulisan lain.
Cara perbanyakannya adalah sbb:
Bahan:
1.Kentang  1,5 kg
2. Gula merah/ gula pasir 750 gram
3. agar-agar 20 gram ; belacan higienis 50 gram
4. Air 5 -15 liter
5. Isolat mikroba baik (jamur Trichoderma/ bakteri Nitrat, Lactobacillus) yang mau dibiakkan 1 tabung / 1 ampul.
6. Galon Aqua/ Jerigen
7. Aerator aquarium, Selang akuarium, Kapas penyaring udara, larutan PK (Kalim permanganate 0,05 % (sterilisasi udara masuk), dan air sabun dalam botol

Cara pembuatan:



  •   1.Kentang dikupas potong dadu, direbus bersama gula dan air hingga mendidih. Campurkan 2 bunkus agar-agar dan aduk, sambal didinginkan,
  • 2.Masukkan dalam galon sterilisasi selama 2 jam (dikukus) dalam dandang.
  • 3.Setelah dingin masukkan isolat / indukan mikroba dan difermentasi secara aerob dengan bantuan aerator.
  • 4. Tutup wadah, sambungkan dengan selang aerator, yang sudah melalui saringan kapas dan cairan anti hama (PK)
  • 5. Selang keluaran gas dengan salah satu ujung di ruang udara dalam wadah dan ujung lain masukkan dalam botol berisi air atau larutan detergen, (lihat foto)

SeSetelah 10-14 hari larutan siap digunakan.

Dosis Aplikasi:
Diencerkan  dengan dosis 5 -10 cc per liter air. Aplikasi pada pagi atau sore hari dan alat semprot harus bersih dari pestisida.



Mikroorganisme Pengubah dan Penghasil Makanan dan Minuman


Proses fermentasi dari suatu organisme dapat mengubah suatu makanan dan minuman. Ingatlah kembali pelajaran Metabolisme, proses fermentasi merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari suatu senyawa organik dan menjadi produk organik yang lebih sederhana. Mengapa mikroorganisme dijadikan sebagai  sumber  makanan?  Hal  tersebut  disebabkan  mikroorganisme  dapat tumbuh menjadi dua kali lipat dan juga massa mikroba minimal mengandung 40% protein dan memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi.

Beberapa jenis mikroorganisme dalam produk makanan dan minuman adalah sebagai berikut.

1.  Pembuatan Tape


Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol. Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur Endomycopsis fibuligera, Rhizopus oryzae, ataupun Saccharomyces cereviceae sebagai ragi. Ragi tersebut tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan putih, kayu manis. Sebelum membuat tape perlu diperhatikan untuk menghasilkan kualitas yang bagus, warnanya menarik, rasanya manis dan strukturnya lembut dengan menggunakan cara antara lain:
a.  Bahan dasar singkong atau beras ketan memiliki kualitas baik;

b.  Memperhitungkan macam dan banyak ragi yang digunakan;

c.  Memilih cara pemasakan bahan dasar (ditanak atau direbus);

d.  Memilih cara menyimpan tape (dengan plastik atau daun);

e.  Memperhatikan keadaan lingkungan pada saat menyimpannya.

Adakalanya pembuatan tape ketan dilanjutkan yang akhirnya akan menghasilan brem, baik untuk diminum atau untuk kue.

2.  Pembutan Tempe

Tempe  adalah  makanan  yang  populer  di  negara  kita.  Meskipun merupakan makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi. Tempe terbuat dari kedelai  dengan  bantuan  jamur  Rhizopus sp.  Jamur  ini  akan  mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare.

3.  Pembuatan Oncom

Pernahkan Anda  makan  oncom?  Oncom  merupakan  makanan  yang dikenal di kawasan Jawa Barat. Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur Neurospora sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami. Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa. Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma sedap.

4.  Pembuatan Kecap

Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk mempercepat fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang berbentuk tepung beras atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yang terjadi, tergantung pada waktu.

Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan jasmur Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Coba Anda perhatikan beberapa kecap di pasaran, ada yang kental, ada pula  yang  encer.  Kecap  yang  kental  karena  banyak  ditambahkan  gula merah,   gula   aren,   atau   gula   kelapa,   sedangkan  kecap   yang   encer dikarenakan mengandung lebih banyak garam. Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya.

5.  Pembuatan Roti

Jika Anda makan roti atau donat, pernahkah Anda berpikir bila pembuatan roti atau donat itu sebenarnya juga melalui proses fermentasi? Proses fermentasi ini dibantu dengan bantuan yeast atau khamir yaitu sejenis   jamur.   Jika   Anda   mempunyai   kesempatan  memperhatikan pembuatan  roti  atau  donat,  maka  adonan  tepung  akan  mengembang. Mengapa bisa mengembang?

Yeast  yang  ditambahkan  pada  adonan  tepung  akan  menjadikan proses fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol.  Gas  karbon  dioksida  tersebut  dapat  berguna  untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven akan tampak lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas akan mengembang jika temperatur tinggi. Hasilnya seperti yang Anda lihat roti akan berwarna kekuningan dan lembut, tetapi jika tidak beruntung roti akan keras dan padat (bantat), coba Anda pikirkan!

6.  Pembuatan Yogurth

Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan dengan susu biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka. Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga mencegah penyumbatan di pembuluh darah.

Dalam proses pembuatannya, air susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi bakteri yang lain. Setelah dingin, ke dalam air susu  dimasukkan  bakteri  Lactobacillus bulgaricus dan  Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan selama 4-6 jam pada suhu 38oC 44oC atau selama 12 jam pada suhu 32oC. Pada masa inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat yoghurt berasa asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain yang diinginkan.

Beberapa jenis makanan hasil fermentasi.








FORM PANDUAN SISWA




FORM PROPOSAL DAN LAPORAN

WORKSHEET / Proposal Proyek
Kelompok : __________Kelas :______

Topik atau Judul Proyek /penelitian:

 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________


Anggota kelompok:



 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________

 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________



Peran masing-masing anggota:


 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________

 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________

 
Apa yang ingin kami ketahui? (Rumusan Masalah)

 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________

 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________




Apa yang akan kami lakukan? (Metode, Sumber data/Informasi)

_________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________

 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________


Sumber Bacaan
_________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________
 _________________________________________________________________________________________________











FORMAT ARTIKEL
(SEBAGAI PATRON CONTOH LAPORAN BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA)

JUDUL: 10-15 KATA, BESAR SEMUA, CENTER, TIMES NEW ROMAN 12



Nama Authors: Besar Kecil, bold, center CAMBRIA MATH 10, Nama Belakang Jangan di Singkat
Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya



ABSTRACT
Abstrak memuat intisari artikel, berisi pendahuluan (tujuan), metode, hasil dan ringkasan
diskusi (kesimpulan). Boleh ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Abstrak tidak boleh lebih dari 250 kata. Absbrak dan kata kunci itulis dengan CAMBRIA MATH 11, spasi (jarak antarbaris) tunggal, italic. --------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---
----------------------------------------------------------------------------------------------
Key words : bila bahasa Indonesia disebut kata kunci, berisi 3-5 kata atau frase penting terkait isi artikel



PENDAHULUAN  (Cambria 12, BOLD, RATA TEPI KIRI)

Berisi  uraian  tentang  apa penelitian  Anda  dan  mengapa  proyek/penelitian  itu  dilakukan. Uraian ini didukung dengan kajian pustaka yang berupa data-data dari sumber lain, penelitian sejenis, atau pengalaman praktik orang lain sebelumnya.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ditulis sepanjang 3-4 paragraf. Cambria 12, jarak antar baris 1,5 ----------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------.

Di akhir paragraf terakhir dalam pendahuluan, dapat dituliskan tujuan penelitian baik secara ekspllisit maupun implisit----------------------------------------------------------------


METODE PENELITIAN /PROYEK (CAMBRIA MATH 12, BOLD, RATA TEPI)

Paragraf pertama berisi uraian tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian. ---

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

------------------------

Paragraf kedua berisi alat penelitian, sasaran dan objek penelitian--------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------

Paragraf  ketiga  berisi  prosedur/cara  kerja  penelitian  ---------------  Ditulis  dengan

CAMBRIA MATH 12, jarak antar baris 1,5 -----------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------



HASIL KEGIATAN PROYEK  (CAMBRIA MATH 12, BOLD, RATA TEPI)

Berisi paparan temuan penelitian. data yang sudah diolah dapat disusun dalam bentuk tabel atau gambar. Berikan uraian tentang tren yang paling menyolok dari tabel dan gambar tersebut, bukan menarasikan semua isi tabel. Tabel merupakan tabel terbuka, yaitu tanpa garis vertikal. Judul Tabel diletakkan di atas, sedangkan Judul Gambar diletakkan di bawah.
Gambar dan tabel diberi nomor urut, misalnya 1, 2, 3 dst.




Gambar 6. Perbandingan emisi biogas dan gas elpiji (Diketik dengan CAMBRIA MATH 11, jarak antarbaris 1)


Tabel 1. Emisi yang dihasilkan dan dampak yang ditimbulkan (Diketik dengan CAMBRIA MATH 11, jarak antarbaris 1)


No.       Bahan Emisi              Rumus Kimia                         Dampak
1.                     Clorin                         HCLO3                                      jan asam, udara bau
2.



(Isi tabel CAMBRIA MATH 11, jarak antarbaris 1)



PEMBAHASAN (CAMBRIA MATH 12, BOLD, RATA TEPI)

Berisi analisis data. Uraikan temuan Anda untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Paparkan analisis Anda dengan mengaitkannya dengan literatur, hasil penelitian sebelumnya atau penelitian sejenis.
Ditulis dengan CAMBRIA MATH12, jarak antar baris 1,5 ------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------



KESIMPULAN (CAMBRIA MATH 12, BOLD, RATA TEPI)

Rumuskan simpulan berdasarkan hasil penelitian Anda. Simpulan harus sesuai dengan tujuan penelitian dan rumusan masalah. Ditulis dengan CAMBRIA MATH12, jarak antar baris 1,5




KEPUSTAKAAN DAN SUMBER REFERENSI

Tuliskan semua sumber yang Anda gunakan/acu secara langsung dalam penulisan artikel ini. Ditulis dengan CAMBRIA MATH12, jarak antar baris 1. Cara penulisan dapat melihat contoh berikut :

Alpen, 2011. Data Angin Untuk Perikanan Dibutuhkan. Diakses pada tanggal 5 Pebruary 2020 dari     http://www.alpensteel.com/article/55-114-artikel-non-energi/186--data- angin-untuk-perikanan-dibutuhkan.html

Laily,  Nur.  2006.  Identifikasi  Jenis-jenis  Ikan  Teleosteli  yang  Tertangkap  Nelayan  di Wilayah Perairan Pesisir Kota Semarang. Laporan Penelitian. Semarang

Medanbisnisdayli.com 2019. Kompos Organik Jadi Alternatif Petani Tobasa. diakses 25 Desember 2019 dari http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2018/03/19/341153/kompos_organik_jadi_alternatif_petani_tobasa/
Sitorus, M. 2019 Mikroba Baik Penyubur Tanah (Biofertilizer). Diakses pada tanggal 22 Januari 2020 dari https://sitorus-marubat.blogspot.com/p/mikroba-sebagai-fertilizerorganik.html






NOTES!

FORMAT LAPORAN = ARTIKEL


FORMAT: A4, batas kiri dan atas: 2,5 cm; batas kanan dan bawah: 2 cm. JUMLAH HALAMAN: ±10 halaman, Cover ditutup pastik transparan
Deskripsi setiap jenis dilampirkan; disertai dengan foto, klasifikasi, dan Deskripsi (ditulis dengan CAMBRIA MATH 10, jarak baris 1/tunggal)

ARTIKEL 1 eks asli DIKUMPULKAN SEBELUM PRESENTASI