Pupuk Organik Cair Super



Pembuatan Pupuk Organik Cair TOP SUPER SKALA 200 L

Pupuk konvensional, kimiawi, sintetis, artifisial, setelah memberikan “keajaiban” dulunya di masa “revolusi hijau”, ternyata menghasilkan banyak masalah. Pertama menurunkan kesuburan tanah, selanjutnya… ketergantungan, harga mahal, barang langka, marak pemalsuan, dan lainnya. Saat ini semua pihak terkait dalam pertanian mendorong penggunaan pupuk organik, baik bentuk pada (bokasi/kompos padat) maupun bentuk pupuk organik cair.

Mencacah Bahan POC
POC sangat bervariasi tergantung bahan, cara pembuatan dan fungsinya. Pada prinsipnya bahan dapat berupa bahan organik / limbah organik yang dapat dipermentasi sehingga menghasilkan nutrisi hara bagi tanaman. Bahan biasanya berupa kotoran hewan, urine hewan, limbah buah, sayuran dan sisa panen pertanian. POC dapat diperkaya dengan kandungan mikroba baik yang membantu menyubuhkan tanah, pelarut pospat, penambat nitrogen bahkan nikroba agen hayati sebagai pengendali hama dan penyakit. Komposisi bahan POC juga bisa diatur agar mengandung asam amino, mineral mikro dan bahkan hormon pengatur pertumbuhan /ZPT.

Jamur pada Bahan Sebagai Pengurai
Lazimnya POC dibuat dengan ramuan untuk satu fungsi tertentu, seperti pertumbuhan daun, ada juga sebagai perangsang buah, atau sebagai bioaktivator dalam tanah. Namun bisa juga gabungan fungsi-fungsi tersebut. Yang penting bahan-bahannya sesuai.

Lalu, kenapa tidak membuatnya dengan tangan sendiri. Bahannya, mudah didapat di sekitar kita.

Berikut, salah satu cara mudah membuat pupuk organik (organic fertilizer) dalam wujud cair.Kunci utama pembuatan POC ada pada pemilihan bahan baku dan biang pengompos sebagai agen hayati pupuk organik. Tentu sangat penting bagi petani mendapatkan POC yang lengkap, praktis dengan menghemat tenaga. POC TOP SUPER yang diperkenalkan kali ini adalah POC yang mengandung Pupuk makro, pupuk mikro, agen hayati pengendali penyakit, agen hayati penyubur tanah, dan bahan pembenah tanah yang memperbaiki tekstur tanah. 

Persiapan : 
1.     Siapkan wadah berupa 1 buah drum plastik biru isi 220 liter, sediakan lubang kecil di leher drum kirakira 5 cm dari mulut drum, untuk melekatkan selang (lubang hawa aerasi), selang dihubungkan dengan botol plastik berisi detergen. Siapkan 3 lapis Lembaran plastik lebar yang tahan lama sebagai penutup mulut drum dan karet pengikat bekas ban dalam. Satu buah karung plastik. 
2.     Kumpulkan air cucian beras, urin (sapi, kerbau atau lainnya) dan air kelapa sebelum pembuatan,
3.     Kumpulkan bahan tumbuhan menjelang pembuatan (segar)
Bahan-Bahan : Bahan akar, daun, buah dan kulit buah tumbuhan tertentu.
1.     - akar-akaran segar (bambu, putrimalu, gelagah, jagung, paitan, babandotan (sibangkos), pinus, hisik-hisik) sebagai sumber mikroba baik yang terpilih. Biarkan sedikit tanah yang melekat di akarnya. masing-masing 200-500  gram dicincang halus
2.     - daun atau herba (tanaman lengkap) seperti bayam duri, pacar air, eceng gondok / genjer, kelor, daun kaliandra atau petai cina, pucuk paitan (paet-paet), daun ungil, bunga terompot, daun bambu
3.     -buah atau bunga paet-paet, bunga trompet, pisang, pepaya lembek, kulit buah pisang, kulit durian, nenas, kacang panjang. 500 - 1000 gram dicincang halus.


4.     Bahan lain : Dedak bekatul 2 kg, bongkol pisang 2 kg, rebung bambu 2 kg, 1 buah nenas, 3 buah pisang matang, (semua bahan dihaluskan). 
5.     Bahan yang dilarutkan : gula merah 1kg atau molase 2 liter,  kapur sirih 50 gr, belacan 100 gr, ragi tape 2 buah, labu kukus 2kg, dicampur dengan 20 liter air, dimasak/didihkan, kemudian didinginkan. Tambahkan biang pengompos / cairan berisi mikroba baik 1 liter seperti EM4 atau (5 liter POC yang sudah di panen)
6.     Bahan abu : arang sekam 5 Kg, serbuk kayu 5 kg, abu dapur tungku 2 kg
7.     Cairan limbah : Air cucian beras 20- 40 liter, air kelapa 20 - 40 liter, urin hewan 5 - 10 liter, 
Cara Pembuatan Campuran : 
  1. Bersihkan bahan dengan air, jangan terlalu bersih. 
  2. Cincang bahan akar, daun dan buah tanaman, semua bahan yang dicincang diaduk merata, dicampur dedak dan abu. 
  3. Tempatkan drum di tempat teduh. Masukkan bahan dalam karung dan diikat. masukkan dalam drum plastik yang sudah bersih.
  4. Tambahkan semua cairan kedalam drum:  bahan yang dilarutkan, cucian beraas, air kelapa, urin dan air secukupnya hingga karung tergenang, dan hampir 85 % volume drum terisi. Harus ada ruang kosong lebih kurang 10 -15 cm diatas. 
  5. Guncang dan putar karung (putar kanan) agar cairan meresap kedalam karung.
  6. Sambungkan selang udara, dan pastikan diberi perekat disekeliling lubang selang agar rapat. Sambungkan ujung selang dalam botol berisi larutan sabun/detergen.
  7. Tutup rapat dengan 3 lapisan plastik, diikat karet melingkar dengan kuat. 
  8. Sekali sehari, drum dibuka dan karungnya diputar selama 5 menit. Hingga 7 hari. Selanjutnya setiap 5 hari hingga hari ke 21. Setelah itu setiap 14 hari. 
  9. Pada hari ke 21, POC dapat dipanen 5 liter, simpan selama 2 minggu. baru siap untuk digunakan.
  10. Setelah dipanen ditambahkan cairan cucian beras dan air kelapa sebanyak yang dipanen. 5 liter. demikian dilakukan setiap 14 hari; hingga 20 kali penambahan. Setelah itu sisanya dipanen sekaligus. Ampas dalam karung dipakai sebagai starter pembuatan kompos padat.
Untuk mengecek tingkat kematangan, cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape berarti adonan sudah matang dan siap digunakan. Sebaliknya, jika yang tercium adalah bau busuk seperti limbah/comberan berarti proses pembuatan pupuk cair organik gagal, dan cairan tersebut harus dibuang.

Angkat karung yang berisi cacahan. Pisahkan dengan air yang ada di dalam tong. Anda sekaligus mendapatkan dua jenis pupuk; cacahan batang pohon pisang di dalam karung menjadi pupuk organik padat dan cairan di dalam tong menjadi pupuk organik cair.
Takaran Penggunaan Pupuk Organik Cair
Untuk menggunakan pupuk organik cair hasil sendiri seperti di atas, encerkan terlebih dahulu dengan air bersih. Komposisinya: 1 bagian cairan pupuk organik cair diencerkan dengan 20 bagian air bersih. Tetapi ada juga yang menyarankan jika penggunaan pupuk organik cair disemprotkan pada daun, bunga atau batang maka kepekatan pupuk organik cair yang akan disemprotkan tidak boleh lebih dari 2%. Ini berarti untuk setiap 1 liter pupuk organik cair harus diencerkan dengan menggunakan minimal 50 liter air.
Pupuk organik cair ini baik digunakan pada lahan persiapan, dan pada tanaman ditanah perakaran  untuk merangsang pertumbuhan daun, menghasilkan buah, biji atau umbi. Setiap penyiraman atau penyemprotan disarankan dengan interval waktu satu minggu jika musim kering atau 3 hari sekali pada musim hujan. Namun ukuran inipun tidak mutlak, menyesuaikan jenis tanaman yang akan disemprot. 

Selamat Mencoba.
(Tani Organik Parmalim TOP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih...