Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan

26 November 2019

MEMBUAT KOMPOS DENGAN MUDAH CEPAT

PEMBUATAN KOMPOS PADAT

(dari limbah yang merugikan menjadi pupuk)


Menghaluskan bahan kompos
Arang Sekam padi (biocarbon) dari limbah gilingan padi, merupakan bahan kompos yang sangat baik
Pupuk kimia itu mahal dan terkadang langka. Pemupukan kimia berlebihan mahal ongkos dan merusak struktur tanah. Tanah yang selama ini dikelola dengan intensifikasi berbasis kimia menyimpan bom waktu kerusakan lingkungan.
Hasil gambar untuk bahan kompos"Dengan bertani organik atau setidaknya semi organik kita bisa : 1) menghemat biaya, 2) memperbaiki lingkungan, 3) memaksimalkan tenaga kerja, 4) meningkatkan produksi berkelanjutan.
membuat mikro organisme lokal dengan buah-buahan 1

Daun Bambu (Foto MN)
Siapa saja dapat membuat kompos padat. dengan sumber bahan utama limbah rumahtangga, kebun dan pertanian.

LIMBAH sumber kompos.
1. Limbah rumah tangga sangat baik untuk kompos, seperti air cucian beras, air kelapa, ampas kelapa, sisa sayuran dan buah, serta nasi sisa. kulit buah, asmpas kopi dan bubuk teh, perut ikan, kotoran ternak dan masih banyak lagi. Langkang pertama dan utama adalah mengumpul sampah ORGANIK terpisah dari Non ORGANIK. Buah busuk, sisa kacang panjang, nenas, pisang, ampar jus buah, sangat baik menumbuhkan mikroba pengurai bahan kompos.


2. Limbah Kebun : kebun kopi, cokelat, kemiri, dan lainnya menyisakan sampah daunnya, kulit buah yang melimpah bisa jadi bahan kompos, sisa panenan sayur mayur dan tanaman lainnya juga merupakan limbah organik yang baik diolah jadi kompos. Termasuk limbah gulma kebun seperti rumput gelagah daun sijumbak dan sibangkos (Toba).
Hasil gambar untuk sibangkos
Hasil gambar untuk gelagah"


3. Limbah Pertanian Sisa panen padi berupa jerami dan biji kosong (lapung) sangat mudah di dapat dan melimpah. Sawah yang sering berseling dijadikan kolam juga menghasilkan limbah paku air seperti mata lele, azolla, dan kiambang (gambang-gambang, ganepo disebut di Toba) merupakan bahan kompos yang sangat TOP. Satu tingkat dibawah eceng gondok.
Hasil gambar untuk tanaman mata lele
Mata lele
Hasil gambar untuk Kiambang"
Kiambang

Hasil gambar untuk eceng gondok
Eceng gondok
Hasil gambar untuk azola"
matalele merah
Tumbuhan dari air ini sangat baik membentuk humus dan membuat kompos gembur..

Selain itu penting sekali ada dalam kompos : Kotoran hewan (sapi, unggas, kambing, kerbau), bonggol pisang dan batang pisang, serta bahan-bahan yang kaya nitrogen seperti daun segar paitan (sipaet-paet) yang terdapat liar melimpah di Toba.
Hasil gambar untuk paitan


PEMBUATAN :

Bahan Ideal (mana yang tersedia)


Bahan Baku Kompos Padat (menurut kelompok TOP 2018) per 1000 kg kompos

Bahan padat dicincang : dalam Kg


Kotoran Hewan Herbivora (Kambing, kelinci, sapi, kerbau)

150

Urin (kencing) Hewan herbivora

5

Dedak

20

Akar bambu

5

Daun Bambu

5

Rebung

2

Akar rumput graminae (jagung, gelagah, rumput gajah, sanggar, sereh)

1

Bongkol Pisang

20

Pelepah batang pisang

50

Kulit pisang

3

Kulit buah ( durian)

10

Daun Paitan (sipaet-paet)

450

Rumput babandotan / sibangkos

2

Jerami

100

Daun Kelor

2

Eceng gondok

50

Sabuk Kelapa

2

Daun leguminose (Caliandra/)

5

Arang Sekam

200

serbuk kayu gergajian

100

Mata lele (Azolla)

10

Kiambang/ganefo (Salvinia natans)

10

Kulit Nangka, Kopi, Cokelat, Kemiri, dan buahbuahan Ampas Jus

150

Sisa panen, sampah rumah, abu pembakaran kayu,

!

Bahan Dasar Cairan (Penyiram Kompos) : dalam liter atau


Bibit inokulan Mikroba Pengompos (Starter MOL, EM4)

2


Gula Merah atau Molase

2


AIR/ Cairan 100  liter


Air Kelapa

10


Air Cucian Beras

30


Air Bersih

60


Labu Siam (kukus) dan nasi sisa

 



tarter

Persiapan :

Gula/ Molase + Bekatul + Air direbus 1 : 10 liter air didinginkan ditambahkan bibit MOL atau EM4, dibiakka satu malam sebelum diencerkan dengan 100 liter cairan, dipakai sebagai penyiram saat pencampuran dan pengadukan kompos.

Proses Pengomposan

Kompos Padat

Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan.

Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik (Suhu biasa sampai sedang).
Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o – 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas.

Perlu dilakukan pengadukan seminggu sekali, bertujuan menambah oksigen dan menurunkan suhu. pada kesempatan lain perlu penyiraman mempertahankan kelembaban kompos.

Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan. Perlu pengadukan dan Pengayakan, bahan yang susah terurai dipisahkan untuk pengomposan dari awal.

Pematangan dilakukan dengan membiarkan kompos benar-benar dingin dan kadar air rendah (8-14 %). Kompos padat siap dikemas dan digunakan. Biasanya memerlukan waktu 2-3 bulan, tergantung pengadukan, aerasi dan pengaturan kadar air.


Pada proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik.

Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.


HORAS