R.A.J.A = PEMIMPIN Bukan KEPALA
Dia harus mahir dan proaktif dalam masalah pembangunan, dengan kemampuan engeneering dan kepemimpinan yang tangguh, komunikatif dan, persuasif yang tinggi. Kehadiran dan kepemimpinannya harus sanggup menggugah dan menggerakkan orang-orang loyo dan kurang bersemangat. Dia adalah pamuro yang tanpa panah, tetapi kerajinannya mengunjungi serta meninjau rakyatnya sembari menyemangati adalah sarana yang sangat efektif bagi rakyat yang putus asa, sebagai pangalualuan ni na bile, dia harus menjadi pendukung dan penghibur yang terlantar tiada banyak saudara dan yatim piatu.
Harapan kita ialah agar Pemerintah mernprakarsai suatu
gerakan -pembangunan rumah dan bangunan lainnya dari Pemerintah dan penduduk
bergaya tradisional. Dengan demikian; identitas gaya dan budaya langsung
terungkap yang sangat menarik bagi wisatawan. domestik dan mancanegara. Tetapi
gaya dan langgam bangunan tradisional ini pantas dikreasi baru agar praktis dan
menarik. Gambar bangunannya pantas disediakan oleh Pemerintah.
Ta tambai ma jo muse !!!!!
RAJA
R.A.J.A =
PEMIMPIN Bukan KEPALA
D
ia harus mahir dan proaktif dalam masalah pembangunan, dengan kemampuan engeneering dan kepemimpinan yang tangguh, komunikatif dan, persuasif yang tinggi. Kehadiran dan kepemimpinannya harus sanggup menggugah dan menggerakkan orang-orang loyo dan kurang bersemangat. Dia adalah pamuro yang tanpa panah, tetapi kerajinannya mengunjungi serta meninjau rakyatnya sembari menyemangati adalah sarana yang sangat efektif bagi rakyat yang putus asa, sebagai pangalualuan ni na bile, dia harus menjadi pendukung dan penghibur yang terlantar tiada banyak saudara dan yatim piatu.
Bahwa ia harus menjadi pandapotan di uhum mengandung tiga makna yang penting: la harus mahir akan seluk-beluk hukum dan peraturan sehingga tidak terancam oleh pelanggaran atau tuntutan ketidak-adilan. Kedua ialah kebutuhan pemenuhan hukum penggunaan keuangan dan transparansi akuntabilitas keuangan, juga bagi rakyatnya.Ia tidak boleh korupsi atau melanggar tata aturan keuangan lewat nepotisme, koncoisme atau persekongkolan. Dia diharapkan menjadi tokoh kesepakatan, tetapi tidak boleh menjadi anggota persekongkolan. Record tracknya tidak boleh berbelang. Ketiga ialah tuntutan bakat visioner untuk melihat ke.depan, sehingga tindakan-tindakan antisipatif menjadi bagian dari kehandalannya. Hal ini berhubungan dengan hubungan yang efektif-harmonis dengan garis-garis hubungan kerja pemerintahan, vertikal atau horizontal.
Harapan kita ialah agar Pemerintah mernprakarsai suatu gerakan -pembangunan rumah dan bangunan lainnya dari Pemerintah dan penduduk bergaya tradisional. Dengan demikian; identitas gaya dan budaya langsung terungkap yang sangat menarik bagi wisatawan. domestik dan mancanegara. Tetapi gaya dan langgam bangunan tradisional ini pantas dikreasi baru agar praktis dan menarik. Gambar bangunannya pantas disediakan oleh Pemerintah.
Rumah setiap orang (raja) adalah sekolah. Pembelajaran pada seorang anak akan dimulai dari keluarganya. Setiap orang akan dibekali orang tuanya filsafat dasar pendidikan yang disebut Sisia-sia Na Lima atau ‘a five folding teaching’, yaitu Mardebata (belief in God), Martutur (treasuring kinship realation), Marpatik (carrying out regulation), Maruhum (respect for law) dan Maradat (haighly valuing the culture).
ia harus mahir dan proaktif dalam masalah pembangunan, dengan kemampuan engeneering dan kepemimpinan yang tangguh, komunikatif dan, persuasif yang tinggi. Kehadiran dan kepemimpinannya harus sanggup menggugah dan menggerakkan orang-orang loyo dan kurang bersemangat. Dia adalah pamuro yang tanpa panah, tetapi kerajinannya mengunjungi serta meninjau rakyatnya sembari menyemangati adalah sarana yang sangat efektif bagi rakyat yang putus asa, sebagai pangalualuan ni na bile, dia harus menjadi pendukung dan penghibur yang terlantar tiada banyak saudara dan yatim piatu.
Bahwa ia harus menjadi pandapotan di uhum mengandung tiga makna yang penting: la harus mahir akan seluk-beluk hukum dan peraturan sehingga tidak terancam oleh pelanggaran atau tuntutan ketidak-adilan. Kedua ialah kebutuhan pemenuhan hukum penggunaan keuangan dan transparansi akuntabilitas keuangan, juga bagi rakyatnya.Ia tidak boleh korupsi atau melanggar tata aturan keuangan lewat nepotisme, koncoisme atau persekongkolan. Dia diharapkan menjadi tokoh kesepakatan, tetapi tidak boleh menjadi anggota persekongkolan. Record tracknya tidak boleh berbelang. Ketiga ialah tuntutan bakat visioner untuk melihat ke.depan, sehingga tindakan-tindakan antisipatif menjadi bagian dari kehandalannya. Hal ini berhubungan dengan hubungan yang efektif-harmonis dengan garis-garis hubungan kerja pemerintahan, vertikal atau horizontal.
Harapan kita ialah agar Pemerintah mernprakarsai suatu gerakan -pembangunan rumah dan bangunan lainnya dari Pemerintah dan penduduk bergaya tradisional. Dengan demikian; identitas gaya dan budaya langsung terungkap yang sangat menarik bagi wisatawan. domestik dan mancanegara. Tetapi gaya dan langgam bangunan tradisional ini pantas dikreasi baru agar praktis dan menarik. Gambar bangunannya pantas disediakan oleh Pemerintah.
Rumah setiap orang (raja) adalah sekolah. Pembelajaran pada seorang anak akan dimulai dari keluarganya. Setiap orang akan dibekali orang tuanya filsafat dasar pendidikan yang disebut Sisia-sia Na Lima atau ‘a five folding teaching’, yaitu Mardebata (belief in God), Martutur (treasuring kinship realation), Marpatik (carrying out regulation), Maruhum (respect for law) dan Maradat (haighly valuing the culture).
Ta tambai ma jo muse !!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih...