3 Kalimat Yang Harus Dihindari Guru
July 15, 2013
Undang-undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005
mengatakan, guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran
guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa
pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Adapun
fungsinya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Ini tentu
menuntut guru untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dengan cara apapun agar
proses peningkatan mutu pendidikan ini dapat terselenggara dengan
sebaik-baiknya.
Hal
berikut ini barangkali tidak secara signifikan memberi dampak secara langsung
terhadap upaya peningkatan kompetensi guru, tetapi dalam jangka waktu yang
lama, bukan tidak mungkin, dapat menghambat proses peningkatan mutu karena
membuat pribadi guru secara personal menjadi “ogah” untuk mengembangkan diri.
Apa saja hal tersebut ? Guru sebaiknya menghindari 3 kalimat berikut ini :
- Saya Tidak Bisa. Ketika guru berkata “saya tidak bisa”, maka pintu pikiran kita akan tertutup untuk mencari jalan dan mencoba. Sebaliknya jika kita berkata saya bisa! Ini akan membuat otak kita bekerja mencari jalan keluar dari kendala-kendala pengembangan diri yang kita lakukan.
- Tidak Mungkin. Orang-orang yang sering berkata “tidak mungkin” akan menutup berbagai pintu kemungkinan. Dengan sikap seperti ini mereka akan sulit meraih sesuatu yang hebat. Sikap ini akan memunculkan sikap apriori terhadap pengembangan diri. Bukankah hampir segala sesuatu yang kita nikmati hari ini adalah sesuatu yang mustahil di hari kemarin. Kecuali sesuatu yang sudah dinyatakan tidak mungkin didalam agama. Tetapi dalam hal keduniawian selalu ada kemungkinan setiap hari, bagi orang yang percaya kepada Allah.
- Saya Sudah Tahu. Setiap kali kita mengucapkan bahwa “saya sudah tahu”, sebenarnya kita sedang menutup pintu pembelajaran. Sehingga kita tidak lagi berusaha untuk mempelajari hal-hal baru. Padahal dalam kehidupan selalu ada hal baru yang dapat kita pelajari setiap harinya.
Selayaknya
sebagai guru kita mengembangkan sikap optimis dan membuang jauh-jauh sikap pesimis,
agar peran guru sebagai agen pembelajaran benar-benar terwujud.